Minggu, 07 Maret 2021

Pentingnya Jiwa Pemimpin dalam Sosial Budaya di Era Disrupsi

Oleh: Ester Grasia


"Pemimpin harus praktis dan realistis, namun harus berbicara bahasa visioner dan idealis." - Eric Hoffer. "Pemimpin adalah orang yang mengemban tanggung jawab. Ia mengatakan, 'Saya kalah'. Ia tidak mengatakan, 'Anak buahku kalah'." - Antonio De Saint-Exupery.

Dalam era disrupsi seperti sekarang ini, jiwa kepemimpinan mulai diabaikan oleh banyak orang. Hal ini dikarenakan hidup manusia yang serba mudah dan cepat yang seolah olah dimanjakan oleh teknologi, membuat jiwa tanggung jawab manusia memudar. Dan seperti yang kita tahu saat ini tentu berbeda dengan waktu sebelumnya. Oleh sebab itu banyak yang berkata kalau orang zaman dulu tahan banting berbeda dengan orang masa kini. Jika kita melihat masa lalu, maka kita banyak menemukan contoh jiwa kepemimpinan yang sejati. Misalnya para pahlawan Indonesia yang rela mempertaruhkan nyawanya demi kemerdekaan Indonesia seperti pangeran Diponegoro, sultan Hasanudin dan masih banyak yang lainnya. Dan bukan hanya dari Indonesia saja seorang pemimpin itu ada, tetapi banyak dari negara lain juga, seperti Nelson Mandela dan yang lainnya. Mungkin pada masa kini yang namanya pemimpin itu banyak. Akan tetapi apakah seorang pemimpin tersebut benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan yang sesungguhnya?

Menurut KBBI pemimpin adalah orang yang memimpin. Pemimpin dalam artian lain adalah orang yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk memimpin dan  bisa mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Setiap orang bias menjadi pemimpin. Tetapi apakah di dalam dirinya ia mempunyai kriteria untuk menjadi seorang pemimpin? Kriteria menjadi seorang pemimpin ialah yang pertama seorang pemimpin harus dapat berpikir secara rasional. Berpikir rasional ialah berpikir secara logis. Orang yang berpikir secara rasional adalah orang yang melihat pada kenyataan tentang apa yang terjadi saat ini. Orang tersebut berpikir bukan dari khayalan tetapi ia berpikir secara logika. Orang yang berpikir rasional juga merupakan orang yang selalu membuat rencana dalam hidupnya. Membuat perencanaan adalah hal yang penting. Karena kalau hidup kita tanpa perencanaan, maka hidup kita tidak dapat berjalan teratur. Jika hidup tanpa rencana, pasti ada saja yang akan kurang. Oleh sebab itu perencanaan adalah hal yang penting. Kemudian orang yang berpikir rasional itu selalu berpikir terlebih dahulu baru bertindak. Berpikir sebelum bertindak adalah hal penting. Jika kita melihat dalam era kemajuan teknologi seperti ini, maka banyak sekali penyebaran berita bohong atau disebut juga dengan hoaks. Hoaks ini berbahaya karena dapat menimbulkan fitnah yang berujung pada perpecahan. Saat ini hoaks dapat kita temui di media social. Orang yang menyebarkan hoaks adalah orang yang yang tidak berpikir sebelum berbuat berarti orang tersebut tidak rasional. Dan orang yang berpikir rasional tentu akan berpikir apa akibat jika ia mengambil suatu keputusan. Orang yang berpikir rasional tidak langsung asal mengambil keputusan. Karena orang tersebut pasti berpikir apa akibat jika ia mengambil sebuah keputusan.

Kriteria selanjutnya seorang pemimpin adalah memiliki tanggung jawab. Seorang pemimpin yang benar tentu memiliki tanggung jawab. Atas segala apapun yang ia lakukan dan perbuat tentu ia siap bertanggung jawab. Jika seseorang tidak memiliki rasa tanggung jawab, maka ia bukanlah pemimpin yang baik. Seperti yang dikatakan oleh Antonio De Saint-Exupery bahwa pemimpin adalah orang yang mengemban tanggung jawab. Ia mengatakan, 'Saya kalah'. Ia tidak mengatakan, 'Anak buahku kalah'. Pemimpin yang benar tidak akan menyalahkan orang lain saat suatu masalah sedang terjadi. Sebaliknya ia mau mengakui kesalahannya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab dalam dirinya. Lalu yang harus seorang pemimpin miliki dalam dirinya ialah kejujuran dan keterbukaan. Dalam menjalankan suatu organisasi atau menjalankan suatu perusahaan, sudah tentu kejujuran dan keterbukaan itu penting. Dalam segala hal kejujuran itu adalah hal yang penting dan harus dapat dilaksanakan oleh semua orang dan terutama tentu seorang pemimpin harus dapat jujur dan terbuka. Kriteria selanjutnya untuk seorang pemimpin adalah ia seorang yang visioner. Pemimpin yang naik tentunya memiliki visi dalam hidupnya. Visi itu merupakan tujuan dalam hidup. Oleh sebab itu seseorang dapat dikatakan pemimpin bila orang tersebut memiliki visi atau tujuan dalam hidup dan ia konsisten terhadap pencapaian visi-visi dalam hidupnya. Selanjutnya seorang harus dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain, termasuk dengan bawahannya. Seorang pemimpin yang baik tentu berpikir setiap bagian dalam lingkungan yang ia pimpin adalah sama pentingnya. Bukan berarti seorang bawahan dapat diperlakukan semena-mena. Tetapi bagaimana pemimpin dapat menghargai setiap bagian dalam organisasi atau perusahaan yang ia pimpin. Seorang pemimpin harus dapat menyesuaikan diri dengan setiap orang. Karena seperti yang kita tahu, setiap orang memiliki sifat dan karakteriktik hidup yang berbeda-beda. Oleh sebab itu pemimpin harus dapat menyesuaikan diri dengan setiap orang dan juga sudah pasti seorang pemimpin harus dapat bekerja sama dalam tim. Dan kriteria terakhir ialah seorang pemimpin harus dapat memanejemen dirinya dengan baik sehingga ia dapat memanajemen organisasi atau perusahaan yang ia pimpin.

Dalam era disrupsi seperti ini lebih menonjol jiwa individualistis. Berdasarkan KBBI individualis adalah orang yang tetap mempertahankan kepri-badian dan kebebasan diri orang yang individualis cenderung orang yang mementingkan diri sendiri; orang yang egois. Karena saat ini segala sesuatunya dapat kita lakukan secara secara digital sehingga kita tidak memerlukan manusia. Padahal meski bagaimanapun juga manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Jiwa individualis juga dapat terlihat dalam lingkungan sosial. Contohnya saat ini banyak orang yang tidak mengenal siapa tetangga di sekitar rumahnya. Contoh lainnya adalah suka menyendiri karena asik bermain gadget. Dan tidak sedikit dari orang yang merasa asing dengan keluarganya. Hal ini bisa disebabkan oleh minimnya komunikasi antar keluarga dan minimnya kepeduliaan di keluarga. Hal ini terjadi lantaran orang tua yang terlalu sibuk dnegan pekerjaannnya sehingga anaknya terlantar. Contoh individualis ini ada bukti nyata dari dampak negatif perkembangan teknologi.

Oleh sebab itu dalam membangun karakteristik pemimpin yang kritis, unggul, dan berdaya saing dapat dimulai dari lingkungan yang terkecil, yaitu keluarga. Dimana antar anggota keluarga harus saling terbuka antar satu sama lain. Dalam keluarga itu ialah komunikasi yang intensif dan rasa saling peduli dan saling menyayangi. Hal tersebut sangat perlu. Karena dari hal yang kecil dapat membuat seseorang unggul dan mampu berdaya saing serta kritis. Contoh hal kecil dalam keluarga untuk membangun jiwa kepemimpinan ialah dengan selalu makan bersama, ibadah bersama dan rekreasi bersama keluarga. Karena hal kecil tersebut adalah jalan menuju pembentukan jiwa kepemimpinan yang kuat. Seorang pemimpin bukan berbicara tentang kehebatan dan kekuatan dirinya, tetapi bagaimana seorang pemimpin dapat memperhatikan dan memimpin setiap aspek sehingga menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan bersama. Kemudian setelah dari lingkungan keluarga lalu ke lingkungan sekolah. Disekolah bagaimana kita di didik oleh guru untuk mempunyai sifat-sifat pemimpin. Contohnya dari sekolah kita dapat belajar bertanggung jawab terhadap tugas-tugas kita. Lalu kita dapat belajar menyesuaikan diri dengan setiap teman-teman kita. Dan secara langsung kita dapat belajar menjadi pemimpin di lingkungan sekolah dengan menjadi ketua kelompok, ketua kelas, ketua ekskur, sampai ketua OSIS. Dan jika di lingkungan perkuliahan kita dapat belajar menjadi pemimpin dengan cara menjadi ketua kelompok, ketua kelas, ketua BEM dan lain sebagainya. Lalu di lingkungan masyarakat dalam kita membangun jiwa pemimpin yang kritis, unggul dan berdaya saing ialah dengan cara kita dapat saling senyum dan sapa menyapa antar warga. Lalu kita dapat aktif dalam kegiatan pemuda di lingkungan masyarakat seperti karang taruna, kemudian kita juga dapat saling menghormati dan toleransi terhadap seluruh msyarakat. Lingkungan sosial budayalah yang dapat menjadi tempat kita untuk membangun jiwa kepemipinan sebelum kita benar-benar menjadi sebuah pemimpin yang sejati. Oleh sebab itu sekalipun kita berada pada masa atau era teknologi seperti ini, kita tetap dapat belajar menjadi pemimpin yang kritis, unggul dan berdaya saing. Contohnya kritis, unggul dan berdaya saing pada era disrupsi seperti ini adalah tidak mentah-mentah menerima informasi yang belum diketahui kebenarannya. Jadi maksudnya kita harus kritis terhadap informasi dengan mencari tahu kebenaranya pada sumber yang dapat dipercaya. Lalu contoh selanjutnya kita belajar semakin kreatif dalam segala hal, berarti hal ini menuntut kita untuk dapat berdaya saing dan unggul. Karena kreativitas dapat kita pelajari juga melalui internet.

Jadi, jiwa pemimpin dalam sosial budaya di era disrupsi ini sangat penting karena dalam jiwa pemimpin itu mengalir banyak sekali karakteristik baik yang dibutuhkan manusia dalam menjalankan kehidupannya yaitu kritis, unggul dan berdaya saing.


99 komentar:

  1. semoga calon-calon pemimpin di era ini semakin banyak yang memegang amanah anggotanya. artikel yang bagus

    BalasHapus
  2. Wahhhhh penulisan nya sangat bermanfaat dan kata² nya mudah di pahami

    BalasHapus
  3. Artikelnya bagus sekali ttg jiwa pemimpin👍

    BalasHapus
  4. Bagus artikel ini

    BalasHapus
  5. Jiwa pemimpin memang penting. Keren artikelnya

    BalasHapus
  6. Nagus artikelnya 👍👍👍👍

    BalasHapus
  7. Bagus artikelnya 👍👍👍👍

    BalasHapus
  8. bagus dan sangat bermanfaat bgt artikelnyaaa

    BalasHapus
  9. Jabbarani Nur Majiidu7 Maret 2021 pukul 23.21

    Keren dan bermanfaat sekali artikelnya esterr

    BalasHapus
  10. Mantap sangat bermanfaat dan kreatif sekali Ester:)

    BalasHapus
  11. keren ester, sangat informatif untuk dibaca!

    BalasHapus
  12. Sangat menarik dan informatif sekali

    BalasHapus
  13. Sangat informatif untuk dibaca,terimakasih telah menambah wawasan para pembaca

    BalasHapus
  14. Artikelnya bagus & sangat informatif tentang kepemimpinan 👍

    BalasHapus
  15. Sangat membantu artikel nya

    BalasHapus
  16. artikelnya bermanfaat... semangat terus!!

    BalasHapus
  17. Artikelnya sangat bermanfaat, semangat

    BalasHapus
  18. Artikelnya bermanfaat, terimakasih ya ester

    BalasHapus
  19. Artikel yang berguna menambah wawasan 💪

    BalasHapus
  20. Artikelnya menarik dan menambah wawasan tentang kepemimpinan

    BalasHapus
  21. Artikel bagus dan menarik! terima kasih ester

    BalasHapus
  22. wahh artikelnya bermanfaat yaa, terimakasih ester

    BalasHapus
  23. artikelnya bermanfaat dan menarik 👍🏻

    BalasHapus
  24. Artikelnya menarik dan bermanfaat, menambah wawasan tentang kepemimpinan.

    BalasHapus
  25. Bermanfaat banget ester artikelnya

    BalasHapus
  26. artikel yang sangat informatif dan dapat menambah wawasan kita tentang kepemimpinan. terima kasih Ester!

    BalasHapus
  27. Artikelnyaa menambah pengetahuan dan bermanfaat

    BalasHapus
  28. Artikel ini sangat bagus

    BalasHapus
  29. artikel nya sangat bagus, mantappp dah untuk ester

    BalasHapus
  30. artikelnya bagus banget esterrr🥺🥺🥺

    BalasHapus
  31. Artikel ini sangat menambah wawasann

    BalasHapus
  32. Artikel yang sangat kerenn

    BalasHapus
  33. Kereenn sekali artikelnyaa

    BalasHapus
  34. Kerenn bgtt artikelnya����

    BalasHapus
  35. Nice artikel��

    BalasHapus
  36. Mantab sangat bermanfaat sekali ester

    BalasHapus